Ketahui 5 Jenis Perban untuk Perawatan Luka, Mana yang Terbaik?
Merawat luka sama pentingnya dengan memberikan waktu untuk penyembuhannya. Salah satu cara merawat luka adalah memakai perban yang tepat. Pasalnya tidak semua perban bisa digunakan untuk semua jenis luka. Harus diperhatikan jenis luka, ukuran, letak, serta tingkat keparahannya sebelum memakai perban.
Agar tidak salah dalam menangani luka maupun cidera, Anda harus mengetahui jenis-jenis perban dan bagaimana cara yang tepat memakainya. Dengan perban yang tepat, penyembuhan luka pun bisa berlangsung lebih efektif dan cepat.
Mengenal Apa Itu Perban

Perban atau pembalut luka merupakan bahan bertekstur lembut, biasanya digunakan untuk mencegah infeksi pada cidera lewat sentuhan langsung. Tak hanya itu, perban juga bisa membantu menghentikan pendarahan sekaligus mempercepat darah membeku.
Saat ini ada sekitar 3 ribu lebih tipe perban yang ada di pasaran, masing-masing punya ciri khas dan kelebihannya sendiri. Lewat perban yang tepat, pertolongan pertama pada kecelakaan yang menyebabkan luka maupun cidera bisa dilakukan selekas mungkin.
Jenis Jenis Perban

Kain Kasa
Kain kasa merupakan perban yang paling sering digunakan untuk membalut luka. Jenis perban ini sudah ada sejak zaman Mesir Kuno, saat itu masyarakat Mesir mengunakan kain katun sebagai bahan utama dari kain kasa.
Seiring berjalannya teknologi, kini bahan dari kain kasa juga makin berkembang. Alih-alih menggunakan kain katun, kini sudah ditemukan inovasi kain kasa non tenun, bahannya terbuat dari campuran rayon serta serat sintesis.
Baca juga: Penting! Kenali Derajat Luka Bakar dan Cara Perawatannya
Kelebihan dari kain kasa adalah harganya yang terjangkau dan bisa didapatkan dengan mudah. Pemakaiannya juga ringkas, kain kasa bisa digunakan tanpa menggunakan plester atau perekat. Sedangkan kekurangannya adalah daya serap eksudatnya yang kurang baik, seringkali kain kasa juga menempel di luka, sehingga sulit untuk dilepas.
Kain kasa sebaiknya digunakan sebagai pembalut luka sekunder, tujuannya agar pembalut primer tidak lepas. Selain digunakan untuk membalut luka, Anda juga bisa menggunakan kain kasa untuk membersihkan luka, perawatan luka bedah serta luka non bedah.
Perban Film Semipermeabel
Berikut adalah jenis kain perban bernama perban film semipermeabel. Lebih dikenal sebagai perban film, perban ini menggunakan lembaran plastik poliuretan bening dan tipis sebagai bahan utamanya. Jenis perban ini juga lebih fleksibel, sebab dipadukan dengan lapisan perekat yang bisa menempel di kulit.
Kelebihan dari perban film adalah daya serap eksudat yang baik, bahkan kedap terhadap cairan dan bakteri. Karena bahannya yang mudah menempel, perban ini bisa digunakan untuk pembalut luka primer maupun sekunder.
Meski begitu, perban film hanya bisa digunakan untuk luka eksudat ringan hingga sedang. Perban ini juga tak bisa dipakai untuk luka kering dan luka yang mengalami infeksi. Perban film lebih cocok digunakan untuk luka datar, luka di bagian persendian, atau penutup bekas infus, situs donor, lecet, hingga laserasi.
Cara pemakaian perban ini pun tak sulit, Anda cukup membersihkan luka, kemudian kelupas liner dari balutan perban film hingga permukaannya terlihat. Jika sudah, cukup letakkan perban di tempat yang terluka. Tekan, balut dan ratakan perban agar tiap sisinya menempel dengan sempurna.
Baca juga: Modern Dressing Efektif Obati Luka Kronis, Apa Benar?
Perban Hidrogel
Berikutnya ada perban hydrogel, yang merupakan perban berbahan air atau gliserin antara 80 – 99%. Sesuai dengan namanya, perban ini seringkali ditemukan dalam bentuk lembaran, gel atau kain kasa. Kelebihannya adalah memberikan hidrasi ekstra pada luka, sebab terbuat dari air.
Tak hanya itu, perban hydrogel juga bisa mengurangi nyeri pada luka, karena ada sensasi dingin ketika digunakan. Meski nyaman digunakan, namun perban ini tidak bisa menyerap eksudat secara efektif. Selain itu, perban ini juga bisa menyebabkan maserasi karena anti bakterinya kurang efektif ketika digunakan..
Ketika menggunakan jenis perban ini, dibutuhkan perban sekunder sebagai perekatnya. Ini karena perban hydrogel tidak memiliki perekat sendiri. Dalam pemakaiannya, perban ini cocok digunakan untuk luka yang mengelupas, luka yang tidak terlalu dalam, serta luka kering.
Pemakaiannya juga tak terlalu sulit, cukup potong perban menggunakan gunting steril sesuai ukuran luka. Jika sudah, lepas bagian belakang perban ini dan balutkan ke area yang terluka. Tambahkan pita perekat atau kasa roll sebagai pita perekat.
Foam Dressing
Berbeda dengan jenis pembalut luka sebelumnya, foam dressing merupakan perban yang terbuat dari larutan polimer, sehingga bisa menampung cairan. Anda bisa mendapatkan perban ini dalam bentuk lembaran, meski sekarang sudah ada bentuk lain yang tersedia.
Kelebihan dari perban foam dressing adalah daya serapnya yang tinggi, mencegah eksudat bocor, serta melindungi luka dari trauma tambahan atau gesekan. Tidak semua luka bisa menggunakan jenis perban ini, foam dressing tidak cocok untuk luka kering dan luka bakar tingkat tiga.
Baca juga: Mengenal Penyakit THT yang Sering Terjadi, Hindari Penyebabnya
Waktu yang tepat untuk menggunakan perban ini adalah ketika menutup luka terbakar, luka datar, luka terbuka dengan eksudat tinggi hingga sedang, serta luka yang memiliki jaringan granulasi. Pemakaiannya bisa langsung meletakkannya di bagian luka, cukup tambahkan perban perekat sekunder untuk menguatkannya.
Perban Komposit
Terakhir ada perban komposit, yakni jenis perban yang menggabungkan komponen-komponen berbeda dalam satu produk. Fungsinya agar perban tersebt bisa menghalau perkembangan bakteri, menyerap eksudat, serta menjadi perekat yang baik.
Kelebihan dari perban komposit adalah fungsinya yang lebih baik dari jenis perban biasa. Tak hanya itu, ia bisa digunakan untuk membalut luka yang mengalami infeksi dan tersedia dalam berbagai ukuran. Pemakaiannya juga mudah dan gampang dilepas, membuatnya juga cocok digunakan sebagai obat topikal.
Walau demikian, jenis perban ini sebenarnya kurang fleksibel saat dikenakan. Harganya juga tergolong mahal, tidak cocok untuk perawatan semua jenis luka, serta tak sesuai untuk luka ulkus stadium IV. Perban komposit lebih cocok digunakan untuk luka ulkus stadium I – III, ulkus kulit, serta sayatan bedah.
Mana Perban yang Paling Baik?

Setiap jenis perban memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, karena itu penting memilih perban yang sesuai dengan jenis luka. Tanyakan kepada perawat atau dokter sebelum menggunakan perban apabila kurang paham jenis luka yang hendak ditangani.
Salah pemakaian perban memang tak berakibat fatal, namun hal tersebut akan menghambat penyembuhan luka. Selalu sediakan perban serba guna di rumah sebagai bentuk pertolongan pertama apabila terjadi luka.